Semua Ini Tentang Saya A. Fikri Wijaya SE
Semua Ini Tentang Saya A. Fikri Wijaya SE - Menjadi anak Kolong adalah masa kecil saya, hidup di lingkungan dan didikan keras disiplin militer karena bapak adalah seorang anggota TNI AD di Metro, Lampung, Sumatera. Kini Kabupaten Wonosobo adalah tempat dimana saya, istri (asli Wonosobo) dan dua anak kami tinggal, bersosialisasi, mencari nafkah dengan masyarakat di Kabupaten Wonosobo dan sekitarnya sebagai keseharian. Pemilu 2019 ini saya memberanikan diri untuk ikut berpartisipasi untuk kedua kalinya setelah 5 tahun lalu saya juga melakukan hal yang sama meski dengan partai yang tidak lagi sama. Namun tema yang saya jadikan slogan tetap sama yaitu tolak politik uang.
Semua Ini Tentang Saya A. Fikri Wijaya SE
Rasa percaya diri untuk berpartisipasi dalam Pemilu 2019 sebagai Caleg DPRD Kabupaten Wonosobo ini tidak datang serta merta, diawali dari kegiatan saya di Pasar Induk Wononosobo sebagai Ketua Koperasi Paguyuban Pedagang Pasar Induk Wonosobo (2006-2015) lalu menjadi Ketua 1 paguyuban Pedagang Pasar Induk Wonosobo (2011-2016) dan sekarang menjadi Ketua Umum PPPIW (Paguyuban Pedagang Pasar Induk Wonosobo) Masa Bhakti 2015-2020.
Sebenarnya ada satu lagi organisasi yang belum saya sebutkan, organisasi itu adalah APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia) meski belum maksimal dalam menjalankan fungsinya APPSI DPD Kabupaten Wonosobo sudah terbentuk.
Namun alasan sebenarnya dari keikutsertaan sebagai Caleg DPRD Kabupaten Wonosobo rasa keprihatinan terhadap lingkungan hubungan masyarakat dengan pemerintah. Banyak hal yang terjadi dari pasar yang tiap 10 tahun terbakar hingga tak segera dibangun kembali, serta produk produk layanan publik yang buruk seakan tidak ada perbaikan. Dari alasan tersebut saya tekatkan niat dengan mengawali sosialisasi anti politik uang di pemilu 2019 dan pemilu lima tahun sebelumnya.
Tentu konsekwensi dari sosialisasi yang saya lakukan tidak mungkin baik baik saja, pola pikir masyarakat sudah jelas dan tegas, bahkan masyarakat telah memetakan sendiri siapa yang akan jadi dan mendapatkan suara banyak berdasarkan kekayaan caleg.
Dalam keyakinan saya masih ada sebagian masyarakat yang sadar dan melakukan kegiatan sama seperti yang saya lakukan menentang politik uang dalam memilih wakil rakyatnya. Terutama generasi muda yang terus bergerak melawan arus menentang penggunaan uang unruk memilih wakil rakyatnya,
Sering ditanyakan kepada saya apakah paham dengan konsekwensi dari tidak menggunakan politik uang dalam pencalegkan, tentu saya sangat mengerti itu. Namun bila saya diam saja menyaksikan apa yang terjadi saya sangat kuatir dengan yang akan terjadi dengan lingkungan anak anak saya kedepan , lingkungan keluarga, lingkungan tetangga dan tentunya lingkungan skala yang lebih besar bila uang berkuasa atas kehendak dan kekuasaan rakyat.
Caleg DPRD Kabupaten Wonosobo, dapil 1
#selomerto dan #wonosobo
Nomor urut 4. A. Fikri Wijaya SE.
Sebenarnya ada satu lagi organisasi yang belum saya sebutkan, organisasi itu adalah APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia) meski belum maksimal dalam menjalankan fungsinya APPSI DPD Kabupaten Wonosobo sudah terbentuk.
Namun alasan sebenarnya dari keikutsertaan sebagai Caleg DPRD Kabupaten Wonosobo rasa keprihatinan terhadap lingkungan hubungan masyarakat dengan pemerintah. Banyak hal yang terjadi dari pasar yang tiap 10 tahun terbakar hingga tak segera dibangun kembali, serta produk produk layanan publik yang buruk seakan tidak ada perbaikan. Dari alasan tersebut saya tekatkan niat dengan mengawali sosialisasi anti politik uang di pemilu 2019 dan pemilu lima tahun sebelumnya.
 |
| “Kalau dapat kursi ya harus amanah, kalau tidak dapat kursi ya tetap jualan kursi.” |
Tentu konsekwensi dari sosialisasi yang saya lakukan tidak mungkin baik baik saja, pola pikir masyarakat sudah jelas dan tegas, bahkan masyarakat telah memetakan sendiri siapa yang akan jadi dan mendapatkan suara banyak berdasarkan kekayaan caleg.
Dalam keyakinan saya masih ada sebagian masyarakat yang sadar dan melakukan kegiatan sama seperti yang saya lakukan menentang politik uang dalam memilih wakil rakyatnya. Terutama generasi muda yang terus bergerak melawan arus menentang penggunaan uang unruk memilih wakil rakyatnya,
Sering ditanyakan kepada saya apakah paham dengan konsekwensi dari tidak menggunakan politik uang dalam pencalegkan, tentu saya sangat mengerti itu. Namun bila saya diam saja menyaksikan apa yang terjadi saya sangat kuatir dengan yang akan terjadi dengan lingkungan anak anak saya kedepan , lingkungan keluarga, lingkungan tetangga dan tentunya lingkungan skala yang lebih besar bila uang berkuasa atas kehendak dan kekuasaan rakyat.
Caleg DPRD Kabupaten Wonosobo, dapil 1
#selomerto dan #wonosobo
Nomor urut 4. A. Fikri Wijaya SE.
Tidak ada komentar: